Wednesday, December 18, 2013

Kisah Kamisah

Pagi ini terbangun oleh telpon dari kakakku yang bercerita tentang muridnya yang bernama Kamisah :

Kamisah (muridku yg kurang mampu) akhirnya bisa ikut study tour ke Yogyakarta. Ternyata, temen-temen sekelasnya ngumpulin uang 20rb/orang buat Kamisah. Sampai terkumpul 300rb. Melunasi bayarannya yg kurang 150rb, ada sisanya 150rb lagi buat uang jajan dia. 


Aku yang ngasihin uangnya ke anak itu. Pas aku kasih tau dia bisa ikut study tour, bahkan ada uang lebih untuk jajannya, aku ga kuat menahan air mata. Seneng dia, seneeng banget keliatannya, kayak anak kecil yan dikasih permen.Matanya berkaca-kaca. Berkali-kali bilang makasih. Aku bilang uang itu hasil patungan dari teman-temannnya, trus dia nengok ke teman sekelasnya, tangisannyanya langsung pecah sambil ga berhenti bilang makasih. Disela-sela tangisnya, Kamisah bercerita bahwa dua minggu belakangan ini nangis terus di kamarnya saking pengen ikut ke Yogyakarta.

Tapi apadaya, keluarganya memang orang tak punya. "Bapak sama ibu tiap malam denger saya nangis, cuma bisa diem-dieman, bu" kata Kamisah lalu bercerita.
Tadi malam, bapak saya bilang gini : "Kamisah, kalaupun badan bapak ini diperas tetep ga akan keluar duit, nak. Udeh, jangan nangis..." jawab ayahnya dengan logat betawi yang kental.

Lalu, kakakku mengakhiri telponnya dengan kalimat "apapun yang pernah terjadi dalam hidup kita, jangan pernah sekalipun tidak mensyukurinya. Fabiayyi alaa irobbikuma tukadziban?" 
Nikmat-Nya yang manakah yang akan kamu dustakan? 


@melzop
The One That Could Have Been

No comments:

Post a Comment